Definisi Belajar dan Hasil Belajar Matematika
Jumat, 25 Juli 2014
Belajar dan Hasil Belajar Matematika
Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan belajar manusia dapat mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Menurut H. Baharudin dan Esa Nur Wahyuni: “belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi dalam diri seseorang.”[1] Perubahan ini tidak terjadi karena warisan genetik atau respons secara alamiah, melainkan perubahan dalam pemahaman, perilaku, persepsi, atau motivasi.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Hilgrad dan Brower menyatakan:
belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to become in forme of to find out.”[2]
Dari kutipan pendapat di atas, dapat dijelaskan belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.
Dari segi psikologi, definisi belajar diungkapkan oleh Cronbach dalam bukunya Educational Psychology yang dikutip oleh Baharudin dan Wahyuni mengemukakan “Learning is shown by change in behavior as result of experience”.[3] Dari definisi tersebut dijelaskan belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. Jadi dapat disimpulkan belajar adalah kegiatan penguasaan dalam mengkaitkan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimilikinya sehingga menyebabkan suatu perubahan tingkah laku akibat pengalaman yang dimilikinya.
Sedangkan matematika mempunyai pengertian sendiri. Hudojo menyatakan “matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif.”[4] Menurut James dan James, “Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu: aljabar, analisis dan geometri.”[5]
Matematika dapat diartikan sebagai ilmu tentang logika dan konsep-konsep abstrak yang berhubungan satu dengan lainnya yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Dari uraian di atas, disimpulkan belajar matematika adalah kegiatan penguasaan dalam mengaitkan konsep yang sedang dipelajari dengan konsep yang telah dimilikinya yang tersusun secara hierarki dan bersifat deduktif.
Melihat proses terjadinya, belajar terdiri dari proses dan hasil belajar. Dalam proses belajar terjadi proses mengaitkan pengetahuan baru ke struktur pengetahuan yang dimiliki si pelajar sehingga terbentuk struktur pengetahuan yang baru yang lebih lengkap. Setelah seseorang selesai melakukan proses belajar, dia akan memperoleh sesuatu yang dinamakan hasil belajar. Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.[6]
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah suatu perolehan atau prestasi siswa yang dicapai sesuai dengan tingkat penguasaannya dalam mengikuti program belajar mengajar matematika. Hasil belajar ini merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan mengajar matematika yang diakhiri dengan proses evaluasi. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar dari ranah kognitif saja yang dapat diukur melalui pemberian tes.
[1] H. Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), h. 14.
[2] Ibid., h. 13.
[3] H. Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Op.Cit.
[4] Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988)hal. 3.
[5] Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hal. 16.
[6] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal.22.
Belajar sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan belajar manusia dapat mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Menurut H. Baharudin dan Esa Nur Wahyuni: “belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi dalam diri seseorang.”[1] Perubahan ini tidak terjadi karena warisan genetik atau respons secara alamiah, melainkan perubahan dalam pemahaman, perilaku, persepsi, atau motivasi.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Hilgrad dan Brower menyatakan:
belajar (to learn) memiliki arti: 1) to gain knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study; 2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough experience; 4) to become in forme of to find out.”[2]
Dari kutipan pendapat di atas, dapat dijelaskan belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.
Dari segi psikologi, definisi belajar diungkapkan oleh Cronbach dalam bukunya Educational Psychology yang dikutip oleh Baharudin dan Wahyuni mengemukakan “Learning is shown by change in behavior as result of experience”.[3] Dari definisi tersebut dijelaskan belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. Jadi dapat disimpulkan belajar adalah kegiatan penguasaan dalam mengkaitkan pengetahuan yang sedang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimilikinya sehingga menyebabkan suatu perubahan tingkah laku akibat pengalaman yang dimilikinya.
Sedangkan matematika mempunyai pengertian sendiri. Hudojo menyatakan “matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif.”[4] Menurut James dan James, “Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu: aljabar, analisis dan geometri.”[5]
Matematika dapat diartikan sebagai ilmu tentang logika dan konsep-konsep abstrak yang berhubungan satu dengan lainnya yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif. Dari uraian di atas, disimpulkan belajar matematika adalah kegiatan penguasaan dalam mengaitkan konsep yang sedang dipelajari dengan konsep yang telah dimilikinya yang tersusun secara hierarki dan bersifat deduktif.
Melihat proses terjadinya, belajar terdiri dari proses dan hasil belajar. Dalam proses belajar terjadi proses mengaitkan pengetahuan baru ke struktur pengetahuan yang dimiliki si pelajar sehingga terbentuk struktur pengetahuan yang baru yang lebih lengkap. Setelah seseorang selesai melakukan proses belajar, dia akan memperoleh sesuatu yang dinamakan hasil belajar. Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.[6]
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah suatu perolehan atau prestasi siswa yang dicapai sesuai dengan tingkat penguasaannya dalam mengikuti program belajar mengajar matematika. Hasil belajar ini merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan mengajar matematika yang diakhiri dengan proses evaluasi. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar dari ranah kognitif saja yang dapat diukur melalui pemberian tes.
[1] H. Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), h. 14.
[2] Ibid., h. 13.
[3] H. Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Op.Cit.
[4] Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988)hal. 3.
[5] Erman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hal. 16.
[6] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hal.22.