Track Record puskaptis quick count
Rabu, 09 Juli 2014
Perang survei terjadi jelang pelaksanaan pemilu presiden 2014. Sejumlah lembaga survei mengumumkan hasil survei yang berbeda dalam waktu hampir bersamaan. Terakhir, survei Pusat Kajian Kebijakan & Pembangunan Strategis (Puskaptis) menyebut pasangan Prabowo-Hatta unggul dari pasangan Jokowi-JK.
Hasil survei Puskaptis itu jauh beda dengan survei yang dirilis Pol-Tracking Institute. Lembaga pimpinan Hanta Yuda ini menunjukkan fakta sebaliknya: pasangan Jokowi-JK masih unggul 7,4% dari Prabowo-Hatta.
“Survei itu sama-sama dirilis hari Minggu (15 Juni 2014). Puskaptis mengunggulkan nomor 1, Pol-Tracking nomor 2,” kata peneliti Pusat Pengembangan dan Penelitian Budaya Politik (P3BP), Saiful Arief, ketika dihubungi di Jakarta, Senin (16/6).
Menurutnya, perbedaan hasil survei sebenarnya merupakan hal yang biasa. Hanya saja yang menjadi persoalan adalah ketika survei itu tidak objektif karena dilakukan berdasarkan pesanan.
“Ini soal etika akademik, etika ilmiah. Ini kerja ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Ia mengemukakan, ada dua cara untuk menilai apakah sebuah survei layak dipercaya atau tidak. Pertama, katanya, melihat metodologi yang digunakan serta bagaimana proses pelaksanaan survei sampai tahap pengolahan data.
“Kedua, lihat track record lembaganya. Sering meleset atau tidak? Ini kaitannya dengan integritas lembaga dan sang peneliti,” tegasnya.
Ia menggarisbawahi, lembaga survei seperti Puskaptis tak lagi punya kredibelitas melaporkan hasil survei ke publik. Sebab menurutnya, hasil survei Puskaptis sering meleset dan paling tak akurat.
“Lembaga survei yang paling sering meleset itu Puskaptis. Lihat saja survei-survei mereka sebelumnya. Sering sekali meleset,” terang Saiful.
Bahkan, imbuhnya, Direktur Puskaptis Husin Yazid hampir dihakimi massa karena terkesan ingin mengubah hasil Pilgub ulang di Sumsel tahun 2013 lalu. Husin Yazid, ucapnya, juga diketahui sebagai Sekjen PAN.
“Lembaga PDB (Pusat Data Bersatu) juga sama. Pimpinannya salah satu jajaran Ketua PAN. Jadi, patut diragukan,” tandasnya. (JBN)
Hasil survei Puskaptis itu jauh beda dengan survei yang dirilis Pol-Tracking Institute. Lembaga pimpinan Hanta Yuda ini menunjukkan fakta sebaliknya: pasangan Jokowi-JK masih unggul 7,4% dari Prabowo-Hatta.
“Survei itu sama-sama dirilis hari Minggu (15 Juni 2014). Puskaptis mengunggulkan nomor 1, Pol-Tracking nomor 2,” kata peneliti Pusat Pengembangan dan Penelitian Budaya Politik (P3BP), Saiful Arief, ketika dihubungi di Jakarta, Senin (16/6).
Menurutnya, perbedaan hasil survei sebenarnya merupakan hal yang biasa. Hanya saja yang menjadi persoalan adalah ketika survei itu tidak objektif karena dilakukan berdasarkan pesanan.
“Ini soal etika akademik, etika ilmiah. Ini kerja ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Ia mengemukakan, ada dua cara untuk menilai apakah sebuah survei layak dipercaya atau tidak. Pertama, katanya, melihat metodologi yang digunakan serta bagaimana proses pelaksanaan survei sampai tahap pengolahan data.
“Kedua, lihat track record lembaganya. Sering meleset atau tidak? Ini kaitannya dengan integritas lembaga dan sang peneliti,” tegasnya.
Ia menggarisbawahi, lembaga survei seperti Puskaptis tak lagi punya kredibelitas melaporkan hasil survei ke publik. Sebab menurutnya, hasil survei Puskaptis sering meleset dan paling tak akurat.
“Lembaga survei yang paling sering meleset itu Puskaptis. Lihat saja survei-survei mereka sebelumnya. Sering sekali meleset,” terang Saiful.
Bahkan, imbuhnya, Direktur Puskaptis Husin Yazid hampir dihakimi massa karena terkesan ingin mengubah hasil Pilgub ulang di Sumsel tahun 2013 lalu. Husin Yazid, ucapnya, juga diketahui sebagai Sekjen PAN.
“Lembaga PDB (Pusat Data Bersatu) juga sama. Pimpinannya salah satu jajaran Ketua PAN. Jadi, patut diragukan,” tandasnya. (JBN)