Interstellar 2014 Review Movie

Saat melihat Poster dan Trailer dari film Interstellar saya langsung teringat dengan salah satu film bertema luar angkasa yang sukses di tahun kemarin, Gravity by Alfonso Cuarón. Formulanya pasti tidak akan jauh berbeda, pikir saya. Cerita alam semesta, astronot laki-laki dan perempuan yang keluar angkasa, saling jatuh cinta dan berakhir happy ending. Khas Hollywood.

Tapi ketika melihat nama sutradaranya, Christopher Nolan, saya langsung gagu terdiam. Ini bukan film sembarangan. Ini tidak akan jadi film biasa. “ITS GONNA BE GREAT!!! ITS GONNA BE BADASSS!!! ITS GONNA BE MINDBLOWING!!!”

Ya, Siapa insan film yang tidak kenal Nolan. Saya hampir gila setelah nonton Memento (2000). Agak kacau setelah menonton Inception (2010) dan terkesima saat menonton The Dark Night (2008). Pasti ada sesuatu yang baru dalam setiap film Nolan. Most famous nonlinear storyteller. Saya pun mencari tahu behind the scene dari Interstellar.

Ide awal film ini berasal dari fisikawan bidang astronomi geofisika yang mendalami teori relativitas Einstein dan ilmu gravitasi, Kip Thorne. Salah satu teori astrofisika paling kontroversial tapi terkenal dikalangan para ilmuwan dan kaum awam adalah teori Wormhole (Lubang Cacing). Dia beranggapan bahwa Wormhole bisa digunakan sebagai perjalanan waktu antar galaksi di jagad raya. Dan teori inilah yang menjadi landasan pijak film Interstellar

Dikisahkan keadaan bumi sekarang dengan ekonomi yang kacau balau dan krisis pangan diseluruh dunia. Harapan satu-satunya adalah mencari alternatif kehidupan di jagad semesta lain yang tak terbatas lagi maha luas. Adalah Cooper (McConaughey) seorang ayah dua anak yang merupakan pensiunan pilot dan mantan insinyur yang masih mendambakan kehidupan layak di bumi terutama untuk keberlangsungan hidup anaknya nanti. Bersama anak bungsunya dia banyak melakukan eksperimen bidang sains hingga pada suatu ketika mereka berdua menemukan markas NASA yang tersembunyi dan jauh dari pemukiman.

Saat itu NASA serta para ilmuwan fisika sedang mengembangkan pesawat dan teknologi lainnya untuk bisa keluar angkasa demi menemukan peradaban baru di planet lain. Eksplorasi planet lain di jagad semesta raya pun di mulai dan Cooper termasuk salah satu timnya. Dalam melintasi jagad raya ini pijakan mereka adalah teori Wormhole. NASA dan kaum ilmuwan meyakini jika Wormhole memungkinkan mahluk hidup untuk melakukan perjalanan menembus ruang dan waktu, antar galaksi dan perjalanan dua dimensi dalam rentang waktu tertentu.

NASA kemudian melakukan ekspedisi and perjalanan ruang antar galaksi menembus batas terjauh pemahaman ilmiah manusia. Selain Cooper, tim ekspedisi lainnya adalah Amelia (Anne Hathaway), Romily (David Gyasi), Doyle (Wes Bentley) dan seorang robot canggih serba bisa, TARS.

Selain teori Kip Thorne, film ini juga banyak menyinggung teori fisika lainnya seperti relativitas Einstein, Black Hole, Medan Magnet dan Gravitasi serta berbagai teori astronomi geofisika lainnya. Intellectual Orgasm!

Plot cerita? Sangat kompleks!

    “Mankind was born on earth. It was never meant to die hard”

Drama keluarga, kesombongan kaum ilmuwan, anti kritik kamu intelektual, emosi kesendirian di ruang waktu tanpa batasan dimensi, adanya dilatasi waktu, dll dsb. Dan bukan Nolan namanya kalau karyanya tidak berhasil membuat penonton terpukau. SPECTACULAR!!!

Emosi saya di aduk-aduk. Takjub, imajinatif, provokatif, visioner sekaligus menggelitik. Membuat saya menganga, berdegup dan menangis.

As Always, Nolan bercerita dengan tidak biasa. Endingnya yang tak terduga tapi semua akan terjawab dengan gamblang setelahnya. Ceritanya tidak serumit Inception tapi plotnya lebih seru dari The Dark Night.

Dan menurut saya, Christopher Nolan sangat layak untuk mendapatkan Oscar tahun ini baik itu sebagai penulis naskah maupun sebagai sutradara. Very recommended movie!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel