Bulan november 2013 BCA akan menaikkan bunga deposito menjadi 7%
Kamis, 31 Oktober 2013
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat kenaikan rasio kredit terhadap simpanan (loan to deposit ratio/LDR) dari 65,7 persen menjadi 73,9 persen hingga kuartal III-2013.
Hal itu karena perseroan hanya mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 11,9 persen atau jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit sebesar 25,8 persen.
“Tapi, LDR kami termasuk yang paling rendah dan kami memiliki Giro Wajib Minimum (GWM) Sekunder dan penempatan di Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 59 triliun. LDR akan kami jaga di sekitar 76-78 persen,” ujar
Jahja dalam jumpa pers paparan kinerja triwulan III-2013 di Jakarta, Rabu (30/10).
Dia mengungkapkan, cadangan yang tersimpan di GWM Sekunder dan instrumen BI tersebut memberikan bunga sekitar 5,7 persen. Tingkat imbal hasil tersebut masih cukup tinggi karena bunga yang harus diberikan untuk nasabah tabungan hanya sebesar 2 persen. Sedangkan untuk deposito, kata Jahja, kendati telah meningkat bunganya, tidak menjadi beban yang tinggi.
“Di bank-bank lain, bunga deposito sekitar 8-10 persen. Kami tidak banyak deposito, sehingga dari segi bunganya tidak terlampau agresif. Saat ini bunga deposito kami sekitar 6,25 persen namun akan kami sesuaikan menjadi 7 persen pada 1 November 2013. Itu masih sesuai dengan batas bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),” jelas dia.
Dana pihak ketiga (DPK) bertumbuh 11,9 persen (yoy) menjadi Rp 400,35 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 357,81 triliun. Dari nilai tersebut, dana murah atau giro dan tabungan (current account and savings account/CASA) naik 13,3 persen (yoy) menjadi Rp 322,2 triliun. Porsinya mencapai 80,5 persen terhadap total DPK BCA.
Tabungan tumbuh 10,1 persen dari Rp 198,36 triliun menjadi Rp 218,34 triliun dan giro bertumbuh 20,6 persen dari Rp 86,08 triliun menjadi Rp 103,81 triliun. Sedangkan deposito meningkat 6,6 persen dari Rp 73,36 triliun menjadi Rp 78,20 triliun. Pertumbuhan CASA tersebut ditopang oleh 1.042 cabang, 13.083 ATM dan electronic data capture (EDC) untuk melayani 12 juta nasabah.
Hal itu karena perseroan hanya mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 11,9 persen atau jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit sebesar 25,8 persen.
“Tapi, LDR kami termasuk yang paling rendah dan kami memiliki Giro Wajib Minimum (GWM) Sekunder dan penempatan di Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 59 triliun. LDR akan kami jaga di sekitar 76-78 persen,” ujar
Jahja dalam jumpa pers paparan kinerja triwulan III-2013 di Jakarta, Rabu (30/10).
Dia mengungkapkan, cadangan yang tersimpan di GWM Sekunder dan instrumen BI tersebut memberikan bunga sekitar 5,7 persen. Tingkat imbal hasil tersebut masih cukup tinggi karena bunga yang harus diberikan untuk nasabah tabungan hanya sebesar 2 persen. Sedangkan untuk deposito, kata Jahja, kendati telah meningkat bunganya, tidak menjadi beban yang tinggi.
“Di bank-bank lain, bunga deposito sekitar 8-10 persen. Kami tidak banyak deposito, sehingga dari segi bunganya tidak terlampau agresif. Saat ini bunga deposito kami sekitar 6,25 persen namun akan kami sesuaikan menjadi 7 persen pada 1 November 2013. Itu masih sesuai dengan batas bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS),” jelas dia.
Dana pihak ketiga (DPK) bertumbuh 11,9 persen (yoy) menjadi Rp 400,35 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 357,81 triliun. Dari nilai tersebut, dana murah atau giro dan tabungan (current account and savings account/CASA) naik 13,3 persen (yoy) menjadi Rp 322,2 triliun. Porsinya mencapai 80,5 persen terhadap total DPK BCA.
Tabungan tumbuh 10,1 persen dari Rp 198,36 triliun menjadi Rp 218,34 triliun dan giro bertumbuh 20,6 persen dari Rp 86,08 triliun menjadi Rp 103,81 triliun. Sedangkan deposito meningkat 6,6 persen dari Rp 73,36 triliun menjadi Rp 78,20 triliun. Pertumbuhan CASA tersebut ditopang oleh 1.042 cabang, 13.083 ATM dan electronic data capture (EDC) untuk melayani 12 juta nasabah.