Rupiah Makin Melemah Terendah Sejak Krisis 1998
Kamis, 04 Juni 2015
Kamis 4 Juni 2015, Nilai Tukar Rupiah terhadap dollar menyentuh kurs tertinggi sejak krisis moneter 1998 lalu. Hari ini Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menyentuh rekor pelemahan tertinggi sejak 1998. Di pasar spot, data Bloomberg menunjukkan, rupiah pada Kamis berada pada kisaran 13.249 per dollar AS, turun 0,14 persen dibandingkan hari sebelumnya yang berada di level 13.230 per dollar AS.
Semakin tak berdayanya rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat melanjutkan pelemahan yang terjadi pada Rabu kemarin. Hari itu, pasangan USD/IDR di pasar spot naik 0,15 persen menjadi 13.230.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, melihat, sentimen eksternal lebih dominan menjadi faktor penekan rupiah. Salah satunya adalah laporan data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) yang dirilis pada Rabu (3/6/2015) malam. "Data AS bagus sehingga dollar menguat," ujar Putu.
Maklum, membaiknya data AS ini memicu spekulasi bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.
Perkiraan bahwa rupiah akan terkoreksi juga disampaikan Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury Bank Negara Indonesia (BNI). Menurut Trian, kondisi ini sejatinya tidak hanya dialami rupiah. Mata uang utama lainnya di dunia juga terimbas penguatan dollar.
Semakin tak berdayanya rupiah di hadapan dollar Amerika Serikat melanjutkan pelemahan yang terjadi pada Rabu kemarin. Hari itu, pasangan USD/IDR di pasar spot naik 0,15 persen menjadi 13.230.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, melihat, sentimen eksternal lebih dominan menjadi faktor penekan rupiah. Salah satunya adalah laporan data tenaga kerja di Amerika Serikat (AS) yang dirilis pada Rabu (3/6/2015) malam. "Data AS bagus sehingga dollar menguat," ujar Putu.
Maklum, membaiknya data AS ini memicu spekulasi bahwa bank sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.
Perkiraan bahwa rupiah akan terkoreksi juga disampaikan Trian Fathria, Research and Analyst Divisi Treasury Bank Negara Indonesia (BNI). Menurut Trian, kondisi ini sejatinya tidak hanya dialami rupiah. Mata uang utama lainnya di dunia juga terimbas penguatan dollar.